NPM : 23213189
KELAS : 3EB26
PENALARAN
ILMIAH
Definisi Penalaran
Penalaran
adalah sebuah pemikiran untuk dapat menghasilkan suatu kesimpulan. Ketika
seseorang sedang melanarkan sesuatu, maka seseorang tersebut akan mendapat
sebuah pemikiran dimana pemikiran tersebut adalah suatu kesimpulan masalah yang
sedang dihadapi. Contoh saja kalau kita sedang berkendara dan terjebak di
derasnya hujan, apakah yang akan kita lakukan?disitulah nalar kita bekerja.
mencari sebuah solusi agar kita bisa terhindar dari derasnya hujan dengan cara
memikirkan sesuatu yang bisa dipakai untuk berteduh.
Definisi Proposisi
Proposisi adalah
istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh
dan utuh. Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat dipercaya,
disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya. Singkatnya,
proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar atau
salah.
Dalam ilmu
logika, proposisi mempunyai tiga unsur yakni:
1. Subyek,
perkara yang disebutkan adalah terdiri dari orang, benda, tempat,
atau perkara.
2. Predikat adalah
perkara yang dinyatakan dalam subjek.
3. Kopula adalah
kata yang menghubungkan subjek dan predikat.
Definisi inferensi
Inferensi adalah
tindakan atau proses yang berasal kesimpulan logis dari premis-premis yang
diketahui atau dianggap benar. Kesimpulan yang ditarik juga disebut sebagai
idiomatik. Hukum valid inference dipelajari dalam bidang logika.
Inferensi
manusia (yaitu bagaimana manusia menarik kesimpulan) secara tradisional
dipelajari dalam bidang psikologi kognitif : kecerdasan buatan para
peneliti mengembangkan sistem inferensi otomatis untuk meniru inferensi
manusia. Inferensi statistik memungkinkan untuk kesimpulan dari data
kuantitatif.
Proses di
mana kesimpulan disimpulkan dari pengamatan beberapa disebut penalaran
induktif. Kesimpulannya mungkin benar atau salah, atau benar dalam tingkat
tertentu akurasi, atau yang benar dalam situasi tertentu. Kesimpulan
disimpulkan dari pengamatan beberapa dapat diuji oleh pengamatan tambahan.
Definisi ini
diperdebatkan (karena kurangnya kejelasan Ref:. Oxford kamus bahasa Inggris:
“induksi … 3 Logika kesimpulan dari suatu hukum umum dari contoh-contoh
tertentu..”) Definisi yang diberikan sehingga hanya berlaku ketika “kesimpulan”
adalah umum.
1. Sebuah
kesimpulan yang dicapai pada dasar bukti dan penalaran.
2. Proses
mencapai kesimpulan seperti: “ketertiban, kesehatan, dan dengan kebersihan
inferensi”.
Contoh
inferensi
Inkoherensi:
tidak ada definisi inferensi deduktif telah ditawarkan. definisi yang
ditawarkan adalah untuk inferensi INDUKTIF. Filsuf yunani didefinisikan
sejumlah silogisme , bagian tiga kesimpulan yang benar, yang dapat
digunakan sebagai blok bangunan untuk penalaran yang lebih kompleks. Kita mulai
dengan yang paling terkenal dari mereka semua:
- Semua
manusia fana
- Socrates
adalah seorang pria
Oleh karena
itu, Sokrates adalah fana.
Pembaca dapat
memeriksa bahwa tempat dan kesimpulan yang benar, tetapi Logika berkaitan
dengan inferensi: apakah kebenaran kesimpulan mengikuti dari yang tempat?
Validitas kesimpulan tergantung pada bentuk kesimpulan. Artinya, kata “berlaku” tidak mengacu pada kebenaran atau kesimpulan tempat, melainkan dengan bentuk kesimpulan. Inferensi dapat berlaku bahkan jika bagian yang palsu, dan dapat tidak valid bahkan jika bagian-bagian yang benar. Tapi bentuk yang valid dengan premis-premis yang benar akan selalu memiliki kesimpulan yang benar. Sebagai contoh, perhatikan bentuk berikut symbological trek:
Validitas kesimpulan tergantung pada bentuk kesimpulan. Artinya, kata “berlaku” tidak mengacu pada kebenaran atau kesimpulan tempat, melainkan dengan bentuk kesimpulan. Inferensi dapat berlaku bahkan jika bagian yang palsu, dan dapat tidak valid bahkan jika bagian-bagian yang benar. Tapi bentuk yang valid dengan premis-premis yang benar akan selalu memiliki kesimpulan yang benar. Sebagai contoh, perhatikan bentuk berikut symbological trek:
- Semua
apel biru.
- Pisang
adalah apel.
Oleh karena
itu, pisang berwarna biru.
Definisi implikasi
Pada
dasarnya implikasi bisa kita definisikan sebagai akibat langsung atau
konsekuensi atas temuan hasil suatu penelitian. Akan tetapi secara bahasa memiliki
arti sesuatu yang telah tersimpul di dalamnya. Di dalam konteks penelitian
sendiri, implikasi bisa di lihat. Apabila dalam sebuah penelitian kita
mempunyai kesimpulan misalnya "A", "Manusia itu bernafas".
Maka "Manusia itu bernafas" yang kita sebut dengan implikasi
penelitian. Untuk contohnya, dalam hasil penelitian kita menemukan bahwa siswa
yang di ajar dengan metode "A" lebih kreatif serta memiliki skill
yang lebih baik.
Dengan
demikian dengan menggunakan metode belajar "A" kita bisa mengharapkan
siswa menjadi lebih kreatif dan juga memiliki skill yang baik. Setelah itu
perlu juga untuk dihubungkan dengan konteks penelitian yang telah kita bangun.
Contohnya, sampelnya kelas berapa? seperti apa karakteristik sekolah? ada
berapa sampel? dan lain-lainnya. Nah, memang sudah seharusnya implikasi
penelitian di lakukan secara spesifik layaknya karakteristik di atas.
Pengertian Wujud Evidensi
Adalah
semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu.
Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk
memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan
tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun
petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan.
Kita mungkin
mengartikannya sebagai "cara bagaimana kenyataan hadir" atau
perwujudan dari ada bagi akal". Misal Mr.A mengatakan "Dengan pasti
ada 301.614 ikan di benga wan solo", apa komentar kita ? Tentu saja kita
tidak hanya mengangguk dan mengatakan "fakta yang menarik". Kita akan
mengernyitkan dahi terhadap keberanian orang itu untuk berkata demikian.
Tentu saja
reaksi kita tidak dapat dilukiskan sebagai "kepastian", Tentu saja
kemungkinan untuk benar tidak dapat di kesampingkan, bahwa dugaan ngawur atau
ngasal telah menyatakan jumlah yang persis. Tetapi tidak terlalu sulit bagi
kita untuk menangguhkan persetujuan kita mengapa ? Karena evidensi memadai
untuk menjamin persetujuan jelaslah tidak ada. Kenyataannya tidak ada dalam
persetujuan terhadap pernyataan tersebut.
Sebaliknya,
kalau seorang mengatakan mengenai ruang di mana saya duduk, "Ada tiga
jendela di dalam ruang ini," persetujuan atau ketidak setujuan saya segera
jelas. Dalam hal ini evidensi yang menjamin persetujuan saya dengan mudah
didapatkan.
Dalam wujud
yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di maksud
dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu
sumber tertentu.
Cara menguji data
Data
dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena
itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan
yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa
cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.
1. Observasi
2. Kesaksian
3. Autoritas
Cara menguji fakta
Untuk
menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta,
maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian
tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta,
sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua
yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat
kesimpulan yang akan diambil.
1. Konsistensi
2. Koherensi
Cara menilai autoritas
Seorang
penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari
tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan
pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian
atau data eksperimental.
1. Tidak
mengandung prasangka
2. Pengalaman
dan pendidikan autoritas
3. Kemashuran
dan prestise
4. Koherensi
dengan kemajuan
Referensi:
http://gatotbukankaca.weebly.com/bahasa-indonesia-2-penalaran-evidensi-dan-inferensi.html
http://iinnapisa.blogspot.com/2011/10/cara-menguji-data-fakta-dan-autoritas.html
http://artikata.com/arti-372288-penilaian.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Proposisi
http://adhiesuseno.blogspot.co.id/2014/10/definisi-penalaran-proposisi-inferensi.html
BERPIKIR DEDUKTIF
Pengertian
Berpikir Deduktif
Deduktif
berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan
kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang
umum, lawannya induktif (W.J.S.Poerwadarminta,2006).
Deduktif
adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik
kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya
mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari
dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan (S.Suriasumantri, 2005).
Metode
berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum
terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus. Adapun berbagai macam corak berpikir deduktif adalah silogisme
kategorial, silogisme hipotesis, silogisme disjungtif, atau silogisme
alternatif, entimem, dan sebagainya.
a. Silogisme Kategorial
Silogisme
adalah suatu bentuk penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi
(pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi
yang merupakan proposisi yang ketiga. Kedua proposisi yang pertama disebut
dengan premis. Silogisme kategorial dibatasi sebagai suatu argumen deduktif
yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga (dan hanya tiga)
proposisi kategorial, yang disusun menjadi tiga term yang muncul dalam
rangkaian pernyataan itu, dan tiap term hanya boleh muncul dalam dua
pernyataan, misalnya:
(1) Semua
karyawan adalah PNS.
(2) Semua
PNS adalah peserta Jamsostek.
(3) Jadi,
semua karyawan adalah peserta Jamsostek.
Dalam
rangkaian diatas terdapat tiga proposisi: (1) + (2) + (3). Dalam contoh ini
rangkaian kategorial hanya terdapat dalam tiga term, dan tiap term muncul dalam
dua proposisi. Term predikat dari konklusi adalah term mayor dari seluruh
silogisme itu. Sedangkan subyek dari konklusinya disebut term minor dari
silogisme. Sementara term yang muncul dalam kedua premis namun tidak muncul
dalam kesimpulan disebut premis tengah.
b. Silogisme Hipotesis
Silogisme
hipotesis atau silogisme pengandaian adalah semacam pola penalaran deduktif
yang mengandung hipotesa. Silogisme hipotesis bertolak dari suatu pendirian,
bahwa ada kemungkinan apa yang disebut dalam proposisi itu tidak ada atau tidak
terjadi. Premis mayornya mengandung pernyataan yang bersifat hipotesis. Oleh
sebab itu rumus proposisi mayor silogisme ini adalah:
Jika P, maka
Q
Contoh
Premis Mayor : Jika tidak turun hujan, maka Jazira akan pergi kursus.
Premis Mayor : Jika tidak turun hujan, maka Jazira akan pergi kursus.
Premis
Minor : Hujan turun
Konklusi
: Sebab itu Jazira tidak akan pergi kursus
Atau
Premis Mayor
: Jika tidak turun hujan, maka Jazira akan pergi kursus.
Premis
Minor : Hujan tidak turun
Konklusi
: Sebab itu Jazira akan pergi kursus
Walaupun
premis mayor bersifat hipotesis, premis minor dan konklusinya tetap bersifat
kategorial. Premis mayor sebenarnya mengandung dua pernyataan kategorial, yang
dalam contoh hujan tidak turun, dan Jazira akan pergi kencan. Bagian pertamanya
disebut anteseden, sedangkan bagian keduanya disebut akibat.
Dalam silogisme hipotesis berasumsi bahwa ‘kebenaran anteseden akan mempengaruhi kebenaran akibat; kesalahan anteseden akan mengakibatkan kesalahan pada akibatnya’.
Dalam silogisme hipotesis berasumsi bahwa ‘kebenaran anteseden akan mempengaruhi kebenaran akibat; kesalahan anteseden akan mengakibatkan kesalahan pada akibatnya’.
c. Silogisme Alternatif
Jenis
silogisme alternatif biasa juga disebut dengan silogisme disjungtif, karena
proposisi mayornya merupakan sebuah proposisi alternatif, yaitu proposisi yang
mengandung kemungkinan-kemungkinan atau pilihan. Sebaliknya proposisi minornya
adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu
alternatifnya. Konklusi silogisme ini tergantung pada premis minornya, jika
premis minornya menerima satu alternatif maka alternatif lainnya akan ditolak;
dan jika premis minornya menolak satu alternatif maka alternatif lainnya akan
diterima dalam konklusi.
Contoh :
Premis Mayor : Zian ada di sekolah atau di rumah.
Premis Mayor : Zian ada di sekolah atau di rumah.
Premis Minor
: Zian ada di sekolah
Konklusi
: Sebab itu, Zian tidak ada
dirumah
Secara
praktis kita juga sering bertindak seperti itu. Untuk menetapkan sesuatu atau
menemukan sesuatu secara sistematis kita bertindak sesuai dengan pola silogisme
alternatif diatas.
d. Entimem
Silogisme
sebagai suatau cara untuk menyatakan pikiran tampaknya bersifatartificial.
Dalam kehidupan sehari-hari biasanya silogisme itu muncul hanya dengan dua
proposisi, salah satunya dihilangkan. Walaupun dihilangkan,proposisi itu tetap
dianggap ada dalam pikiran dan dianggap diketahui pula oleh orang lain. Bentuk
semacam ini dinamakan entimem (dari enthymeme enthymema,yunani. Kata itu
berasal dari kata kerja enthymeisthai yang berarti ‘simpan dalam ingatan’).
Entimen adalah penalaran deduktif secara langsung. Misalnya sebuah silogisme
asli akan dinyatakan oleh seoarang pengasuh ruangan olahraga dalam sebuah
harian sebagai berikut:
Premis
mayor : Siapa saja yang dipilih mengikuti pertandingan Thomas Cup adalah
seorang pemain kawakan.
Premis
minor : Rudy Hartono terpilih untuk mengikuti pertandingan Thomas
Cup
Konklusi
: Sebab itu Rudy Hartono adalah seorang pemain (bulu tangkis) kawakan.
Bila pengasuh ruangan olahraga menulis seperti diatas dan semua gaya tulisan sehari-hari mengikuti corak tersebut, maka akan dirasakan bahwa tulisannya terlalu kaku. Sebab itu ia akan mengambil bentuk lain, yaitu entimem. Bentuk itu akan berbunyi,”Rudi Hartono adalah seorang pemain bulu tangkis kawakan, karena terpilih untuk mengikuti pertandingan Thomas Cup.”
Bila pengasuh ruangan olahraga menulis seperti diatas dan semua gaya tulisan sehari-hari mengikuti corak tersebut, maka akan dirasakan bahwa tulisannya terlalu kaku. Sebab itu ia akan mengambil bentuk lain, yaitu entimem. Bentuk itu akan berbunyi,”Rudi Hartono adalah seorang pemain bulu tangkis kawakan, karena terpilih untuk mengikuti pertandingan Thomas Cup.”
Jadi,
dapat disimpulkan bahwa berpikir deduktif adalah cara berpikir dimana dari
pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus yang
disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.
Referansi
http://rochmad-unnes.blogspot.com/2008/01/penggunaan-pola-pikir-induktif-deduktif.html,
http://dinaanggreini65.blogspot.co.id/2013/10/cara-berpikir-deduktif-dan-induktif.html
http://putricahyaniagustine.blogspot.co.id/2014/11/makalah-berpikir-induktif-dan-deduktif.html
Berfikir Induktif
Pengertian
Induktif
Induktif
adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa
khusus untuk menentukan hukum yang umum (W.J.S.Poerwadarminta,2006).
Penalaran
secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang
mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang
diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum (Suriasumantri,2005).
Metode
berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak
dari hal-hal khusus ke umum. Proses penalaran ini mulai bergerak dari
penelitian dan evaluasi atas fenomena yang ada, maka disebut sebagai sebuah
corak berpikir yang ilmiah karena perlu proses penalaran yang ilmiah dalam
penalaran induktif. Proses penalaran induktif dapat dibedakan lagi atas
bermacam-macam variasi yaitu: generalisasi, hipotesa dan teori, analogi
induktif, kausal, dan sebagainya.
a.Generalisasi
Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak belakang dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena – fenomena.
Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak belakang dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena – fenomena.
Contoh : bila
seseorang berkata bahwa mobil adalah semacam kendaraan pengangkut,
maka pengertian mobil dan kendaraan pengangkut merupakan hasil generalisasi
juga. Dari bermacam-macam tipe kendaraan dengan ciri-ciri tertentu ia
mendapatkan sebuah gagasan mengenai mobil, sedangkan dari bermacam-macam alat
untuk mengangkut sesuatu lahirlah abstraksi yang lebih tinggi (generalisasi
lagi) mengenai kendaraan pengangkut.
b. Hipotesis dan teori
1. Hipotesis
Secara
bahasa hipotesis berasal dari dua kata, yaitu hypo artinya sebelum
danthesis artinya pernyataan atau pendapat. Secara istilah hipotesis
adalah suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui
kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris. Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuahproses penalaran, yang melalui tahap-tahap
tertentu. Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji.
- Ciri Hipotesis Yang Baik
- Ciri Hipotesis Yang Baik
Perumusan
hipotesis yang baik dan benar harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:
1. Hipotesis
harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan deklaratif, bukan kalimat
pertanyaan.
2. Hipotesis
berisi penyataan mengenai hubungan antar paling sedikit dua variabel
penelitian.
3. Hipotesis
harus sesuai dengan fakta dan dapat menerangkan fakta.
4. Hipotesis
harus dapat diuji (testable). Hipotesis dapat duji secara spesifik menunjukkan
bagaimana variabel-variabel penelitian itu diukur dan bagaimana prediksi
hubungan atau pengaruh antar variabel termaksud.
5. Hipotesis
harus sederhana (spesifik) dan terbatas, agar tidak terjadi kesalahpahaman
pengertian.
2. Teori
Teori adalah
serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan
yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan
menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel,
dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.
Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya. Manusia membangun teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu misalnya, benda-benda mati, kejadian-kejadian di alam, atau tingkah laku hewan. Sering kali, teori dipandang sebagai suatu model atas kenyataan. Misalnya : apabila kucing mengeong berarti minta makan.
Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya. Manusia membangun teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu misalnya, benda-benda mati, kejadian-kejadian di alam, atau tingkah laku hewan. Sering kali, teori dipandang sebagai suatu model atas kenyataan. Misalnya : apabila kucing mengeong berarti minta makan.
-Hubungan
antara hipotesis dengan teori
Hipotesis ini
merupakan suatu jenis proposisi yang dirumuskan sebagai jawaban tentatif atas
suatu masalah dan kemudian diuji
secara empiris. Sebagai suatu jenis proposisi,
umumnya hipotesis menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel yang di dalamnya
pernyataan-pernyataan hubungan tersebut telah diformulasikan dalamkerangka
teoritis. Hipotesis ini, diturunkan, atau bersumber dari teori dan
tinjauanliteratur yang berhubungan dengan
masalah yang akan diteliti. Oleh karena itu, teoriyang
tepat akan menghasilkan hipotesis yang tepat untuk digunakan sebagai jawaban
sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari dalam penelitian. Dalam penelitiankuantitatif peneliti
menguji suatu teori. Untuk meguji teori tersebut, peneliti menguji hipotesis yang
diturunkan dari teori.
3. Analogi
Analogi dalam
bahasa Indonesia adalah kias (Arab: Qasa=mengukur, membandingkan). Analogi
adalah suatu perbandingan yang mencoba membuat suatu gagasan terlihat benar
dengan cara membandingkannya dengan gagasan lain yang mempunyai hubungan dengan
gagasan yang pertama. Analogi merupakan salah satu teknik dalam proses
penalaran induktif. Sehingga analogi kadang-kadang disebut juga sebagai analogi
induktif, yaitu proses penalaran dari satu fenomena menuju fenomena lain yang
sejenis kemudian disimpulkan bahwa apa yang terjadi pada fenomena yang pertama
akan terjadi juga pada fenomena yang lain.
c. Macam-macam analogi
1. Analogi
Induktif
Analogi
induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua
fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama
terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang
sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima
berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang
diperbandingkan. Misalnya, Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena
berlatih setiap hari. Maka tim Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih
setiap hari.
2. Analogi
Deklaratif
Analogi
deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang
belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini
sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima
apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
Misalnya, untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara
kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan
yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.
d. Hubungan Kausal
Hubungan
kausal sering diartikan sebagai penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala
yang saling berhubungan, hubungan sebab – akibat (hubungan kausal) dapat berupa
sebab yang sampai kepada kesimpulan yang merupakan akibat atau sebaliknya. Pada
umumnya hubungan sebab akibat dapat berlangsungdalam tiga pola, yaitu sebab ke
akibat, akibat ke sebab, dan akibat ke akibat. Namun, pola yang umum dipakai
adalah sebab ke akibat dan akibat ke sebab. Ada 3 jenis hubungan kausal, yaitu:
(1). Hubungan
sebab-akibat.
Yaitu dimulai
dengan mengemukakan fakta yang menjadi sebab dan sampai kepada kesimpulan yang
menjadi akibat. Pada pola sebab ke akibat sebagai gagasan pokok adalah akibat,
sedangkan sebab merupakan gagasan penjelas.
(2). Hubungan akibat-sebab
(2). Hubungan akibat-sebab
Yaitu
hubungan yang dimulai dengan fakta yang menjadi akibat, kemudian dari fakta itu
dianalisis untuk mencari sebabnya.
(3). Hubungan
sebab-akibat1-akibat2
Yaitu dimulai
dari suatu sebab yang dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama
berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikianlah seterusnya
hingga timbul rangkaian beberapa akibat.
e.Induktif dalam metode eksposisi
Eksposisi
adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana
isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian
dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa berpikir induktif adalah cara berpikir yang bertolak dari
hal-hal khusus ke umum yang mulai bergerak dari penelitian dan evaluasi atas
fenomena yang telah terjadi.
Referensi
http://rajarayu.blogspot.co.id/2014/03/tugas-bahasa-indonesia.html
http://dinaanggreini65.blogspot.co.id/2013/10/cara-berpikir-deduktif-dan-induktif.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar