NPM : 23213189
KELAS : 3EB26
Karangan
Ilmiah dan Non Ilmiah
Karangan Ilmiah
Karangan
ilmiah adalah sebuah tulisan yang berisi tentang serangkaian hasil pemikiran
seseorang. Karya ilmiah biasanya diuraikan dalam bentuk laporan tertulis yang
isinya memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh
seseorang atau sebuah tim sesuai ketentuan yang berlaku.
Ciri Karangan Ilmiah
Tidak semua
karya yang ditulis secara sistematis dan berdasarkan fakta di lapangan adalah sebuah
karya ilmiah sebab karya ilmiah mempunyai ciri-ciri seperti berikut ini:
a.
Objektif
Keobjektifan
ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan
yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang
disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan
demikian, siapa pun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
b.
Netral
Kenetralan
ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan
tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu,
pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi
pembaca perlu dihindarkan.
c.
Sistematis
Uraian yang
terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola
pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan
sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah
alur uraiannya.
d.
Logis
Kelogisan ini
bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau
deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola
induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis
digunakan pola deduktif.
e.
Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan)
Setiap
pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu
menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional
(menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang
berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah
seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
f.
Tidak Pleonastis
Maksudnya
kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-katanya atau tidak
berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).
g.
Menggunakan Ragam Bahasa Formal
Karangan Non Ilmiah
Karangan
non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan
dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung
fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa
digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri
karya tulis non-ilmiah :
·
ditulis berdasarkan fakta pribadi
·
fakta yang disimpulkan subyektif
·
gaya bahasa konotatif dan populer
·
tidak memuat hipotesis
·
penyajian dibarengi dengan sejarah
·
bersifat imajinatif
·
situasi didramatisir
·
bersifat persuasif
·
tanpa dukungan bukti
Karangan Ilmiah Populer
Karangan
ilmiah populer merupakan karangan ilmiah yang bentuk, isi, dan bahasanya
menggunakan kaidah-kaidah keilmuan, serta disajikan dalam bahasa yang santai
dan mudah dipahami oleh masyarakat awam.
Slamet Suseno
(dalam Dalman, 2012: 156) mengemukakan bahwa karya tulis ilmiah populer lebih
banyak diciptakan dengan jalan menyadur tulisan orang lain daripada dengan
jalan menulis gagasan, pendapat, dan pernyataannya sendiri. Karya ilmiah
populer adalah karangan ilmiah yang berisi pembicaraan tentang ilmu pengetahuan
dengan teknik penyajian yang sederhana mengenai hal-hal kehidupan sehari-hari.
CIRI-CIRI
KARYA TULIS ILMIAH POPULER
Karya ilmiah
(Dalman, 2012:113-114) memiliki ciri-ciri yang dapat dikaji minimal dari empat
aspek, yaitu:
·
Struktur
Struktur
sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal, bagian
inti dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti,
sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan.
·
Komponen dan substansi
Komponen
karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah
mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel
ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
·
Sikap penulis
Sikap penulis
dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan kata
atau gaya bahasa impersonal .
·
Penggunaan bahasa
Bahasa yang
digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan
kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Referensi
http://bayangzone.blogspot.com/2013/04/perbedaan-karya-ilmiah-populer-dan-non.html
http://putrinurainiw.blogspot.com/2013/04/karya-ilmiah-karya-ilmiah-populer-dan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah
http://skinhead4life-carigaragara.blogspot.com/2010/03/hakikat-karya-ilmiah-ciri-ciri-karya.html
http://www.lpmpjogja.diknas.go.id/…/32%20–%20KODE%20–%2005%20-%20B6%20Menulis%20Karya%20Ilmiah.pdf
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/07/karya-ilmiah-dan-non-ilmiah.html
Metode
Ilmiah
Metode Ilmiah
merupakan langkah atau tahap yang teratur dan sistematis yang digunakan dalam
memecahkan suatu masalah ilmiah. Metode tersebut berawal dari adanya
permasalahan yang diperoleh dari pengamatan terhadap gejala-gejala (fenomena)
yang terjadi pada suatu objek pengamatan, misalnya terjadi perkaratan besi.
Metode ilmiah mencakup enam langkah berikut ini :
Merumuskan Masalah
Yang akan diteliti dan dipecahkan tentunya berawal dari sebuah masalah. Masalah biasanya berupa pertanyaan ilmiah yang harus dijawab dengan melakukan sebuah percobaan dan penelitian secara ilmiah. Dengan merumuskan masalah, anda telah memahami hal yang akan diteliti dengan langkah metode ilmiah.
Yang akan diteliti dan dipecahkan tentunya berawal dari sebuah masalah. Masalah biasanya berupa pertanyaan ilmiah yang harus dijawab dengan melakukan sebuah percobaan dan penelitian secara ilmiah. Dengan merumuskan masalah, anda telah memahami hal yang akan diteliti dengan langkah metode ilmiah.
Menyusun Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya, jadi dalam langkah kedua ini anda diperlukan untuk membuat dugaan tentang jawaban dari masalah anda sendiri berdasarkan bukti-bukti dan fakta-fakta yang ada. Selanjutnya benar atau tidaknya hipotesa anda harus dibuktikan dengan serangkaian percobaan atau penelitian.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya, jadi dalam langkah kedua ini anda diperlukan untuk membuat dugaan tentang jawaban dari masalah anda sendiri berdasarkan bukti-bukti dan fakta-fakta yang ada. Selanjutnya benar atau tidaknya hipotesa anda harus dibuktikan dengan serangkaian percobaan atau penelitian.
Melaksanakan Penelitian Ilmiah
Setelah anda menyusun hipotesis mengenai masalah yang akan anda pecahkan, selanjutnya anda bisa memulai penelitian yang bertujuan untuk menguji kebenaran dari hipotesa anda. Dalam penelitian anda bisa melaksanakan di laboratorium dengan pedoman keselamatan di ruang laboratorium, namun hal tersebut bergantung pada masalah apa yang akan di pecahkan bila di luar maka diluar laboratorium dengan mengetahui pedoman tersebut.
Setelah anda menyusun hipotesis mengenai masalah yang akan anda pecahkan, selanjutnya anda bisa memulai penelitian yang bertujuan untuk menguji kebenaran dari hipotesa anda. Dalam penelitian anda bisa melaksanakan di laboratorium dengan pedoman keselamatan di ruang laboratorium, namun hal tersebut bergantung pada masalah apa yang akan di pecahkan bila di luar maka diluar laboratorium dengan mengetahui pedoman tersebut.
Mengumpulkan Data dari Hasil
Penelitian
Saat penelitian dilaksanakan, anda harus mengamati dengan seksama kemudian setelah itu anda harus mengumpulkan data-data tersebut sebagai data penelitian dan harus disusun dengan baik, dengan begitu data yang anda dapatkan akurat.
Data yang didapatkan bisa data yang berupa angka (Kuantitatif) atau data yang berupa pengamatan indera tanpa satuan ukur.
Dalam suatu eksperimen di kenal adanya variabel dan pembanding, variabel merupakan faktor yang mempengaruhi percobaan, sedangkan pembanding adalah suatu perangkat percobaan. Berikut variabel yang terdapat 4 macam:
Saat penelitian dilaksanakan, anda harus mengamati dengan seksama kemudian setelah itu anda harus mengumpulkan data-data tersebut sebagai data penelitian dan harus disusun dengan baik, dengan begitu data yang anda dapatkan akurat.
Data yang didapatkan bisa data yang berupa angka (Kuantitatif) atau data yang berupa pengamatan indera tanpa satuan ukur.
Dalam suatu eksperimen di kenal adanya variabel dan pembanding, variabel merupakan faktor yang mempengaruhi percobaan, sedangkan pembanding adalah suatu perangkat percobaan. Berikut variabel yang terdapat 4 macam:
Variabel
Kontrol, merupakan faktor yang dibuat sama
Variabel
Bebas, merupakan faktor yang sengaja diubah
Variabel
Terikat, merupakan faktor yang dipengaruhi oleh variabel bebas dan variabel
kontrol.
Variabel
Pengganggu, merupakan faktor yang dapat mempengaruhi hasil percobaan.
Data yang
anda kumpulkan tadi, selanjutnya bisa disusun dalam bentuk uraian (diskripsi),
tabel, maupun grafik
Mengolah dan Menganalisis Data
Kelompokkanlah data yang tadi anda kumpulkan dari hasil penelitian atau percobaan, kemudian susun sesuai dengan jenis atau keperluan penelitian. Analisalah data-data tersebut dan selanjutnya, anda bisa mengecek apakah hipotesa yang anda buat tadi sesuai atau malah bertentangan dengan hasil yang telah didapat. Apabila hipotesis yang anda buat tadi bersesuaian dengan hasil pengamatan, maka hipotesis diterima, apabila tidak maka sebaliknya, hipotesis ditolak. Jika hipotesis anda ditolak, maka belum tentu anda gagal. Akan tetapi ada masalah yang belum dapat terjawab dari percobaan yang anda lakukan. Oleh karenanya perlu dilakukan penelitian ulang dengan cara memperbaiki hipotesis.
Kelompokkanlah data yang tadi anda kumpulkan dari hasil penelitian atau percobaan, kemudian susun sesuai dengan jenis atau keperluan penelitian. Analisalah data-data tersebut dan selanjutnya, anda bisa mengecek apakah hipotesa yang anda buat tadi sesuai atau malah bertentangan dengan hasil yang telah didapat. Apabila hipotesis yang anda buat tadi bersesuaian dengan hasil pengamatan, maka hipotesis diterima, apabila tidak maka sebaliknya, hipotesis ditolak. Jika hipotesis anda ditolak, maka belum tentu anda gagal. Akan tetapi ada masalah yang belum dapat terjawab dari percobaan yang anda lakukan. Oleh karenanya perlu dilakukan penelitian ulang dengan cara memperbaiki hipotesis.
Membuat
KesimpulanKesimpulan meruoakan pernyataan yang merangkum apa yang sudah anda
lakukan selama kegiatan penelitian. Hasil penelitian perlu dibahas apakah
mendukung hipotesis yang semuloa anda buat sesuai atau tidak.
TUJUAN MEMPELAJARI
METODE PENULISAN ILMIAH
Tujuan adalah salah satu bentuk harapan untuk dimasa yang akan datang. Untuk karena itu dalam penulisan ilmiah kita tidak bias asal tulis atau tidak mengindahkan kaidah-kaidah dala penulisan ilmiah. Dalam penulisan ini kita harus mempunyai metodenya agar tulisan kita dapat dipahami dan dimengerti oleh si pembaca dikemudian hari. Ini adalah beberapa tujuan kita mempelajari metode ilmiah :
– Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara sistematis
– Meningkatkan keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis
– Meningkatkan pengetahuan tentang mekanisme penulisan karangan ilmiah
SIKAP ILMIAH
Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude” sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus” yang berarti keadaan siap secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Triandis mendefenisikan sikap sebagai : “ An attitude ia an idea charged with emotion which predis poses a class of actions to aparcitular class of social situation” .
Rumusan di atas diartikan bahwa sikap mengandung tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek dan sikap terhadap obyek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek.
Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah.
Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain :
1. Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu merupakan awal atau dasar untuk melakukan penelitian-penelitian demi mendapatka sesuatu yang baru.
2. Jujur
Dalam melakukan penelitian, seorangsainstis harus bersikap jujur, artinya selalu menerima kenyataan dari hasil penelitiannya dan tidak mengada-ada serta tidak boleh mengubah data hasil penelitiannya.
3. Tekun
Tekun berarti tidak mudah putus asa. Dalam melakukan penelitian terhadap suatu masalah tidak boleh mudah putus asa. Seringkali dalam membuktikan suatu masalah, penelitian harus diulang-ulang untuk mendapatkan data yang akurat. Dengan data yang akurat maka kesimpulan yang didapat juga lebih akurat.
4. Teliti
Teliti artinya bertindak hati-hati, tidak ceroboh. Dengan tindakan yang teliti dalam melakukan penelitian, akan mengurangi kesalahan-kesalahan sehingga menghasilkan data yang baik.
5. Objektif
Objektif artinya sesuai dengan fakta yang ada. Artinya, hasil penelitian tidak boleh dipengaruhi perasaan pribadi. Semua yang dikemukakan harus berdasarkan fakta yang diperoleh. Sikap objektif didukung dengan sikap terbuka artinya mau menerima pendapat yang benar dari orang lain.
6. Terbuka Menerima Pendapat Yang Benar
Artinya bahwa kita tidak boleh mengklaim diri kita yang paling benar atau paling
hebat. Kalau ada pendapat lain yang lebih benar/tepat, kita harus menerimanya.
LANGKAH – LANGKAH PENULISAN
KARYA ILMIAH
TAHAP
PERSIAPAN
I. PERSIAPAN
PENULISAN KARYA ILMIAH
A.
LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN PENULISAN KARYA ILMIAH
Pada
dasarnya, hal terpenting yang harus dipikirkan oleh seorang penulis karya
ilmiah pada tahap persiapan ini adalah Pemilihan Topik. Yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah :
Pemilihan
Topik/ Masalah untuk Karya Ilmiah
Ada beberapa
hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk karya ilmiah.
Dalam penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran isi, metode kajian, serta
tata cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk memenuhi
kaidah tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan
spesifik. Pemilihan unuk kerya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara;
Merumuskan
tujuan
Rumusan
tujuan yang jelas dan tepat menjadi sangat penting untuk dapat menghasilkan
karya tulis ilmiah yang terfokus bahasannya. Tips yang dapat dilakukan untuk
merumuskan tujuan diantaranya;
1)
Usahakan merumuskan tujuan dalam satu kalimat yang sederhana;
2)
Ajukan pertanyaan dengan menggunakan salah satu kata tanya terhadap rumusan
yang kita buat;
3)
Jika kita dapat menjawab dengan pasti pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan,
berarti rumusan tujuan yang kita buat sudah cukup jelas dan tepat.
b.
Menentukan Topik
Langkah
pertama yang harus dilakukan dalam menentukan topik adalah menentukan ide-ide
utama. Kemudian uji dan tanya pada diri sendiri apakah ide-ide itu yang akan
kita tulis.
c.
Menelusuri Topik
Bila topik
telah ditentukan, kita masih harus memfokuskan topik tersebut agar dalam
penulisannya tepat sasaran. Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam
memfokuskan topik;
1)
Fokuskan topik agar mudah dikelola;
2)
Ajukan pertanyaan
II.
PENGUMPULAN INFORMASI UNTUK PENULISAN KARYA ILMIAH
A.
MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER DATA, INFORMASI, DAN BAHAN UNTUK
TULISAN
Perpustakaan
pada umumnya menyediakan berbagai koleksi data atau informasi yang terekam
dalam berbagai bentuk media, seperti media cetak dan media audiovisual. Hal
pertama yang harus kita lakukan pada saat memasuki perpustakaan adalah memahami
di mana letak sumber informasi yang dibutuhkan berada. Salah satu tempat yang
patut kita tuju adalah bagian referensi. Bagian referensi ini biasannya berisi
koleksi tentang encyclopedia, indeks, bibliografi, atlas dan kamus.
1.
Mencari Buku dengan Online Catalog dan Card Catalog
Pencarian
buku dengan cara Online Catalog biasanya menggunakan terminal komputer. Kita
dapat mencari buku dengan judul dan nama penulis yang jelas atau minta kepada
komputer untuk mencarikan file-file yang berkaitan dengan topik yang sedang
kita tulis.
Selain menggunakan komputer, kita juga dapat menggunakan Card Catalog untuk mencari buku atau artikel yang kita butuhkan. Pada umumnya, buku koleksi perpustakaan didata dalam 3 (tiga) jenis kartu katalog, yaitu katalog yang berisi data tentang pengarang/ penulis, judul buku dan subjek/ topik tertentu.
Selain menggunakan komputer, kita juga dapat menggunakan Card Catalog untuk mencari buku atau artikel yang kita butuhkan. Pada umumnya, buku koleksi perpustakaan didata dalam 3 (tiga) jenis kartu katalog, yaitu katalog yang berisi data tentang pengarang/ penulis, judul buku dan subjek/ topik tertentu.
2.
Memeriksa Bahan-Bahan Pustaka yang Telah Diperoleh
Setelah bahan
pustaka terkumpul kita harus memeriksa bahan-bahan tersebut apakah sesuai atau
tidak dengan topik yang kita tulis. Cara memeriksa bahan pustaka tersebut
adalah;
a.
Atur waktu membaca
b.
Bacalah secara selektif
c.
Bacalah secara bertanggung jawab
d.
Bacalah secara kritis
3.
Membuat Catatan dari Bahan-bahan Pustaka
Salah satu
cara terbaik dan paling sederhana dalam membuat catatan ini adalah selalu
mengacu pada kartu indeks yang telah kita buat.
4.
Membuat Ringkasan dan ‘Paraphrasing’
Disamping
membuat catatan, kita pun dapat membuat ringkasan atau paraphrasing dari
sumber bacaan yang kita dapatkan di dalam menunjang keberhasilan proyek
tulisan kita.
5.
Membuat Kutipan
Kita harus
mengutip dengan persis dan apa adanya pernyataan dari sumber bacaan yang kita
gunakan jika pernyataan tersebut merupakan pandangan mendasar dari penulis dan
jika kita ubah ke dalam bahasa kita sendiri akan mengaburkan arti sesungguhnya.
B.
MELAKUKAN WAWANCARA UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI UNTUK TULISAN
Ada empat hal
yang harus diperhatikan pada saat akan melakukan wawancara untuk keperluan
proyek penulisan karya ilmiah, yaitu;
1.
Menentukan orang yang tepat untuk diwawancarai
2.
Mempersiapkan pedoman wawancara
3.
Melaksanakan wawancara
4.
Mengolah hasil wawancara
TAHAP PROSES
PENULISAN
Tahap
Penulisan merupakan perwujudan tahap persiapan ditambah dengan pembahasan yang
dilakukan selama dan setelah penulisan selesai.
Tahap Pra
Penulisan
1.
Pemilihan dan pembatasan topik
2. Merumuskan
tujuan
3.
Mempertimbangkan bentuk karangan
4.
Mempertimbangkan pembaca
5.
Mengumpulkan data pendukung
6.
Merumuskan judul
7.
Merumuskan tesis
8.
Penyusunan ide dalam bentuk karangan atau outline
Pemilihan
Topik
# Apa yang
akan kita tulis?
# Topik
dapat diperoleh dari berbagai sumber.
# Empat
syarat: keterkuasaian, ketersediaan bahan, kemenarikan, kemanfaatan.
# Agar
lebih fokus, topik perlu dibatasi.
Tahap
Penulisan Draf
–
Mengekspresikan ide-ide ke dalam tulisan kasar.
–
Pengembangan ide masih bersifat tentatif.
–
Pada tahap ini, konsentrasikan perhatian pada ekspresi/gagasan, bukan pada
aspek-aspek mekanik.
Tahap Revisi
–
Memperbaiki ide-ide dalam karangan, berfokus pada penambahan, pengurangan,
penghilangan, penataan isi sesuai dengan kebutuhan pembaca.
–
Kegiatan: (a) membaca ulang seluruh draf, (b) sharing atau berbagi
pengalaman tentang draf kasar karangan dengan teman, (c) merevisi dengan
memperhatikan reaksi, komentar/masukan.
Tahap
Penyuntingan
–
Memperbaiki perubahan-perubahan aspek mekanik karangan.
–
Memperbaiki karangan pada aspek kebahasaan dan kesalahan mekanik yang lain.
–
Aspek mekanik antara lain: huruf kapital, ejaan, struktur kalimat, tanda baca,
istilah, kosakata, format karangan.
Tahap
Publikasi
–
Tulisan akan berarti dan lebih bermanfaat jika dibaca orang lain.
–
Sesuaikan tulisan dengan media publikasi yang akan kita tuju.
TAHAP
EVALUASI
Tahap
terakhir yaitu verifikasi atau evaluasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari
tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan
fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal
yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang mengandung
hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih
sesuai, tanpa menghilangkan esensinya.
Ada lima
kriteria yang bisa kita gunakan untuk mengevaluasi setiap bagian dari menulis
sebagai berikut :
Fokus.
Apa yang Anda
menulis tentang? Apa klaim atau tesis Anda membela? Kriteria ini adalah yang
luas, berkaitan dengan konteks, tujuan, dan koherensi dari sepotong tulisan.
Apakah topik Anda sesuai untuk tugas? Apakah Anda tetap pada topik itu atau terlena
pada garis singgung tidak membantu? Apakah Anda berfokus terlalu teliti atau
terlalu banyak? Misalnya, esai tentang Perang Saudara Amerika pada umumnya
mungkin terlalu luas untuk esai perguruan tinggi yang paling. Anda mungkin akan
lebih baik menulis tentang pertempuran tertentu, umum, atau kejadian.
Pembangunan.
Pembangunan
berkaitan dengan rincian dan bukti. Apakah Anda menyediakan cukup bahan
pendukung untuk memenuhi harapan pembaca Anda? Sebuah laporan penelitian yang
tepat, misalnya, biasanya mencakup banyak referensi dan kutipan untuk banyak
karya lain yang relevan beasiswa. Sebuah deskripsi lukisan mungkin akan
mencakup rincian tentang, komposisi penampilan, dan bahkan mungkin informasi
biografis tentang seniman yang melukisnya. Memutuskan apa rincian untuk
menyertakan tergantung pada penonton dimaksudkan sepotong. Sebuah artikel
tentang kanker ditujukan untuk anak-anak akan terlihat sangat berbeda dari satu
ditulis untuk warga senior.
Organisasi
Organisasi,
sering disebut “pengaturan,” menyangkut ketertiban dan tata letak kertas.
Secara tradisional, kertas dibagi menjadi, tubuh kesimpulan pengenalan, dan.
Paragraf terfokus pada gagasan utama tunggal atau topik (kesatuan), dan
transisi di antara kalimat dan paragraf yang halus dan logis. Sebuah rambles
kertas kurang terorganisir, melayang di antara topik yang tidak berhubungan
dengan cara serampangan dan membingungkan.
Gaya
Gaya secara
tradisional berkaitan dengan kejelasan, keanggunan presisi, dan. Sebuah stylist
yang efektif tidak hanya mampu menulis dengan jelas untuk penonton, tetapi juga
bisa menyenangkan mereka dengan bahasa menggugah, metafora, irama, atau kiasan.
Penata Efektif bersusah payah tidak hanya untuk membuat titik, namun untuk
membuatnya dengan baik.
Konvensi
Kriteria ini
meliputi tata bahasa, mekanik, tanda baca, format, dan isu-isu lain yang
ditentukan oleh konvensi atau aturan. Meskipun banyak siswa berjuang dengan
konvensi, pengetahuan tentang di mana untuk menempatkan koma dalam sebuah
kalimat biasanya tidak sepenting apakah kalimat yang berharga untuk menulis di
tempat pertama. Namun demikian, kesalahan yang berlebihan dapat membuat bahkan
seorang penulis brilian tampak ceroboh atau bodoh, kualitas yang jarang akan
terkesan pembaca seseorang.
Referensi
http://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah
http://www.wayankatel.com/2012/09/cara-penulisan-karya-ilmiah-remaja-baikbenar.html
http://rumus-ilmiah.blogspot.co.id/2014/08/pengertian-dan-langkah-metode-ilmiah.html
http://nista-maja.blogspot.com/2011/03/langkah-langkah-metode-ilmiah.html
http://susanthokku.blogspot.com/2011/07/proses-penulisan-karya-ilmiah-tahap.html
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/kusmarwanti-ss-mpd-ma/proses-penulisan-karya-ilmiah.pdf
http://jumaristoho.wordpress.com/2012/12/05/langkah-langkah-penulisan-ilmiah/
https://yanhasiholan.wordpress.com/2013/01/14/langkah-langkah-penulisan-karya-ilmiah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar