Tingkat Kesejahteraan di berbagai Daerah
·
DKI Jakarta
TINGKAT
KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2013
1. Perkembangan Tingkat
Kemiskinan Maret 2013
Pada bulan Maret 2013, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per
kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di DKI Jakarta mencapai 354,19 ribu
orang (3,55 persen), berkurang sebesar 9,01 ribu orang (0,14 persen)
dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret 2012 yang sebesar 363,20
ribu orang (3,69 persen). Jika dibandingkan dengan bulan September 2012,
penduduk miskin berkurang sebesar 12,6 ribu orang (0,15 persen).
Pengangguran
Jumlah angkatan kerja pada Februari 2013 tercatat 5,16 juta
orang, berkurang sekitar 119,28 ribu orang dibandingkan jumlah angkatan kerja
pada Februari 2012 sebesar 5,28 juta orang. Jumlah penduduk yang bekerja di
Provinsi DKI Jakarta pada Februari 2013 sebesar 4,65 juta orang, berkurang
sekitar 65,94 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2012 sebesar
4,72 juta orang.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Provinsi DKI Jakarta
pada Februari 2013 sebesar 9,94 persen, mengalami penurunan 0,78 poin
dibandingkan keadaan Februari 2012 (10,72 persen). Namun demikian secara
absolut jumlah pencari kerja mengalami penurunan sebesar 53,34 ribu orang, dari
566,51 ribu orang pada Februari 2012 menjadi 513,17 ribu orang pada Februari
2013
·
Jawa
Barat
kemiskinan
Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah
Garis Kemiskinan) di Jawa Barat pada bulan September 2013 sebesar 4.382.648
orang (9,61persen). Dibandingkan dengan bulan Maret 2013 sebesar 4.297.038
orang (9,52 persen), jumlah penduduk miskin bulan September 2013 mengalami
kenaikan sebesar 85.610 orang (0,09 persen).
Garis kemiskinan Jawa Barat bulan September 2013
sebesar Rp. 276.825,- atau mengalami peningkatan sebesar 9,64 persen
dibandingkan dengan garis kemiskinan bulan Maret 2013 (Rp.252.496,-).
pengangguran
Jumlah angkatan kerja di Jawa Barat pada bulan
Agustus 2012 adalah 20.150.094 orang, terjadi peningkatan dibandingkan dengan
keadaan pada bulan Agustus 2011 yang pada saat itu angkatan kerja
berjumlah19.356.624 orang. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja pun naik dari
62,27 persen pada Agustus 2011 menjadi 63,78 persen pada Agustus 2012.
Pada Agustus 2011 penganggur di Jawa Barat
mencapai1.901.843 orang, sedangkan pada bulan Agustus 2012 tercatat penganggur
sebanyak 1.828.986orang. Dengan demikian,dalam waktu satu tahun terjadi
penurunan jumlah penganggur sebanyak 72.857 orang. Dibandingkan dengan Agustus
2011 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jawa Barat mengalami penurunan sebesar
0,75 persen yaitu dari 9,83 persen menjadi 9,08 persen.
·
Jawa Timur
Kemiskinan
penduduk miskin di Jawa Timur sebanyak 6.022.590
jiwa (16,68%) dan data PPLS08 hasil verifikasi 30 Oktober 2009 jumlah Rumah
Tangga Sasaran (RTS) sebanyak 3.079.822 Rumah Tangga Miskin (RTM) by name by
address tersebar di 8.505 desa/kelurahan, 662 kecamatan dan 38 kabupaten/kota.
Rumah tangga miskin tersebut terbagi ke dalam strata
sangat miskin sebanyak 493.004 (16%), miskin 1.256.122 (41%) dan hampir miskin
1.330.696 (43%). Penurunan kemiskinan nasional dari bulan Maret 2011 (12,49%)
ke September 2011 (12,36%) atau turun sebanyak 130 ribu orang. Penurunan
kemiskinan pada periode yang sama di Jawa Timur bulan Maret 2011 (14,23%) ke
bulan September 2011 (13,85%) atau turun sebanyak 128,9 ribu orang.Dengan
demikian Jawa Timur telah memberikan kontribusi penurunan kemiskinan nasional
sebanyak 99,15%. Keberhasilan program penanggulangan kemiskinan tidak terlepas
dari kontribusi dan kerjasama semua pihak baik pemerintah provinsi,
kabupaten/kota, kalangan swasta,lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi
dan unsur lainnya secara terpadu dan berkesinambungan.
pengangguran
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Timur
pada Februari 2013 mencapai 4,00 persen, menurun dibanding TPT Agustus 2012
(4,12 persen) dan TPT Februari 2012 (4,14 persen). Jumlah angkatan kerja di
Jawa Timur pada Februari 2013 mencapai 20,095 juta orang, bertambah sekitar
0,194 juta orang dibanding angkatan kerja Agustus 2012 sebesar 19,901 juta
orang, dan juga lebih tinggi 0,264 juta orang dibanding Februari 2012 sebesar
19,831 juta orang. Jumlah penduduk yang bekerja di Jawa Timur pada Februari
2013 mencapai 19,291 juta orang, bertambah sekitar 0,209 juta orang dibanding
keadaan Agustus 2012 sebesar 19,082 juta. BPS juga menyimpulkan bahwa keadaan
ketenagakerjaan di Jawa Timur pada Februari (Triwulan I) tahun 2013 menunjukkan
adanya perbaikan dibandingkan keadaan Agustus 2012. Hal ini terihat dari
peningkatan jumlah angkatan kerja dan penurunan tingkat pengangguran.
·
Jogjakarta
Kemiskinan
Garis kemiskinan di
Daerah Istimewa Yogyakarta pada Maret 2013 mengalami kenaikan sekitar 4,94
persen dibandingkan September 2012. Bila dibandingkan Maret 2012 maka dalam
kurun waktu satu tahun terjadi kenaikan 8,95 persen.Tingkat kemiskinan di
Daerah Istimewa Yogyakarta pada Maret 2013 sebesar 15,43 persen turun sebesar
0,45 poin dibandingkan September 2012 atau jika dibandingkan Maret 2012 maka
dalam kurun waktu satu tahun terjadi penurunan 0,62 poin.
Presentase Kemiskinan
Kota
|
Desa
|
Desa + Kota
|
13,73%
|
17,62%
|
15,03%
|
Pengangguran
Berdasarkan data Dinas
Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogyakarta,
jumlah penganggur mencapai 17.481 orang atau turun dari 2011 yang mencapai
18.241 orang.
jumlah pengangguran tersebut terbanyak lulusan SMA/SMK sebanyak 8.949 orang.
Disusul lulusan SMP 3.794 orang, lulusan Sarjana 2.973 orang dan lulusan SD
1.765 orang.
Ketimpangan di berbagai bidang
Pendidikan : Ketimpangan antara guru swasta dan guru negeri meliputi status
kepegawaian pengangkatan menjadi pegawai negeri sipil serta tunjangan insentif
Peraturan Pemerintah Nomor Tahun selama ini belum mengakomodasi kebutuhan guru
honorer yang menuntut kesempatan menjadi pegawai negeri Guru sekolah swasta
membutuhkan.
·
Jawa
Tengah
Kemiskinan
Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah
Garis Kemiskinan) di Provinsi Jawa Tengah pada Maret 2012
mencapai 4,977 juta orang (15,34 persen), berkurang
130 ribu orang (0,42 persen) jika dibandingkan dengan penduduk
miskin pada Maret 2011 yang sebesar 5,107 juta orang
(15,76 persen)
Selama periode Maret 2011 – Maret 2012,
penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang sekitar 91,4 ribu orang
(dari 2,093 juta orang pada Maret 2011 menjadi
2,001 juta orang pada Maret 2012), sementara di daerah perdesaan
berkurang 38,6 ribu orang (dari 3,015 juta orang pada
Maret 2011 menjadi 2,976 juta orang pada Maret 2012)..
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada
Maret 2011 sebesar 14,12 persen menurun menjadi 13,49 persen
pada Maret 2012. Begitu juga dengan penduduk miskin di daerah perdesaan
yaitu dari 17,14 persen pada Maret 2011 menjadi 16,89 persen
pada Maret 2012.
Garis Kemiskinan di Jawa Tengah kondisi
Maret 2012 sebesar Rp. 222.327,- per kapita per bulan. Untuk daerah
perkotaan Garis Kemiskinan Maret 2012 sebesar Rp. 234.799,- per
kapita per bulan atau naik 5,56 persen dari kondisi Maret 2011
(Rp. 222.430,- per kapita per bulan). Garis Kemiskinan di perdesaan juga
mengalami peningkatan sebesar 6,54 persen menjadi sebesar
Rp. 211.823,- per kapita per bulan dibandingkan dengan Maret 2011 yaitu
sebesar Rp. 198.814,- per kapita per bulan.
Pengangguran
Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Februari 2013
mencapai 16,91 juta orang, berkurang sekitar 186 ribu orang dibanding angkatan
kerja Agustus 2012 sebesar 17,09 juta orang dan berkurang 213 ribu juta orang
jika dibanding Februari 2012 yang sebesar 17,12 juta orang.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Tengah
pada Februari 2013 mencapai 5,57 persen, mengalami penurunan sebesar 0,06
persen dibanding TPT Agustus 2012 dengan nilai TPT sebesar 5,63 persen dan jika
dibandingkan dengan Februari 2012 juga mengalami penurunan sebesar 0,31 persen
poin dengan nilai TPT sebesar 5,88 persen.
Berdasarkan jumlah jam kerja pada Februari 2013,
sebanyak 11,44 juta orang (71,66 persen) bekerja di atas 35 jam per minggu,
sedangkan penduduk yang bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 15 jam per
minggu mencapai 948 ribu orang (5,93 persen).
Jenjang pendidikan SD ke bawah pada Februari 2013
masih tetap mendominasi penduduk yang bekerja di Jawa Tengah yaitu sekitar 8,86
juta orang (55,50 persen) dan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
sekitar 2,90 juta orang (18,13 persen).
·
SUMATERA UTARA (MEDAN)
Kemiskinan
Berdasarkan data BPS
Sumut, wilayah Sumut mencatatkan pertumbuhan jumlah angka kemiskinan sebesar
51.600 jiwa di bulan september 2013 atau bertambah hampir 4 persen dari Maret
2013 ke september 2013.
Presentase Kemiskinan
Kota
|
Desa
|
Desa + Kota
|
10,45%
|
10,33%
|
10,39%
|
Pengangguran
Melambatnya pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara (Sumut) pada 2013 membawa pengaruh negatif terhadap
tingkat pengangguran di daerah ini. Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut mencatat, jumlah pengangguran terbuka
mengalami peningkatan dari 380.000 orang pada Agustus 2012 menjadi 412.000
orang pada Agustus 2013 atau bertambah sebanyak 32.000 orang.
Jumlah angkatan kerja di
Sumatera Utara pada Agustus 2013 mencapai 6,31 juta orang atau bertambah sekitar
180 ribu orang bila dibanding angkatan kerja Agustus 2012, yaitu sebesar 6,13
juta orang. Jumlah penduduk yang bekerja di Sumatera Utara pada Agustus 2013
mencapai 5,90 juta orang atau bertambah sekitar 148 ribu orang bila dibanding
keadaan pada Agustus 2012 sebesar 5,75 juta orang.
Ketimpangan di berbagai bidang
kurangya pemerataan guru
itu menyebabkan kualitas pendidikan di Tanah Air juga ikut kurang merata.
Padahal peranan guru tersebut sangat penting untuk menjelaskan materi
pengajaran, termasuk dalam merealisasikan tujuan kurikulum yang ditetapkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Keberadaan guru yang
kurang merata itu umumnya terjadi di daerah-daerah sehingga mengurangi kualitas
pendidikan di luar wilayah perkotaan tersebut. Menurut Marzuki, Kondisi itu
disebabkan banyaknya kalangan guru yang tidak memiliki kesiapan mental untuk
memberikan pengabdian di daerah.
Padahal, ketika akan
diangkat menjadi PNS, calon guru tersebut menandatangani surat komitmen yang
berisi kesiapan untuk ditempatkan di daerah mana pun dalam wilayah nusantara.
“Namun, ketika sudah lulus, mereka banyak mengurus persyaratan supaya bisa
pindah. Mereka tidak siap di daerah,” katanya.
·
RIAU
Kemiskinan
Jumlah penduduk miskin
di Riau Maret 2013 sebesar 469,28 ribu jiwa (7,72%). Jika dibandingkan dengan
penduduk miskin pada maret 2012 yang berjumlah 483,07 ribu jiwa (8,22%),
penduduk miskin di riau mengalami penurunan sebanyak 13,79 ribu jiwa.
Presentase Kemiskinan
Kota
|
Desa
|
Desa + Kota
|
6.68%
|
9.55%
|
8.42%
|
Pengangguran
Tingkat pengangguran di Riau Februari 2013 ini mulai membaik.
Dibandingkan Februari 2012 lalu, tingkat pengangguran terbuka Februari ini
sebesar 4,13 persen. Angka lebih rendah daripada tahun sebelumnya yang mencapai
5,17 persen. Dari sisi jumlah, Februari 2013 ini pengangguran mencapai 116.410
orang.
Ketimpangan di berbagai bidang
Ketimpangan dalam
pemerataan pembangunan menjadi pemicu adanya keinginan pemekaran kabupaten di
Provinsi Riau, seperti di Rokan Hulu dan Bengkalis.
Menanggapi keinginan
pemekaran wilayah di sejumlah kabupaten di Riau. Wacara pemekaran daerah
kembali mengemuka untuk pembentukan Kabupaten Rokan Darussalam memisahkan diri
dari Rokan Hulu, dan pembentukan Kabupaten Mandau lepas dari Bengkalis
·
Nusa Tenggara TImur
Jumlah Penduduk Miskin
September 2013 mencapai 1.009,15 Ribu Orang (20,24 Persen)
·
Persentase penduduk
miskin di Nusa Tenggara Timur pada bulan September 2013 sebesar 20,24 persen
turun sebesar 0,17 persen dari 20,41 persen pada September 2012. Walaupun
turun, tetapi secara absolut naik sebesar 8,86 ribu orang dari 1.000,29 ribu
orang menjadi 1.009,15 orang pada periode yang sama.
·
Berdasarkan daerah
tempat tinggal, selama periode September 2012 – September 2013, persentase
penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami penurunan sebesar 2,11 persen
sementara daerah perdesaan mengalami peningkatan sebesar 0,28.
·
Garis Kemiskinan naik
sebesar 12,84 persen, yaitu dari Rp 222.507,- per kapita per bulan pada
September 2012 menjadi Rp 251.080,- per kapita per bulan pada September 2013.
·
Peranan komoditi makanan
masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan,
sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada September 2012 sumbangan GKM terhadap
GK sebesar 79,16 persen, dan sebesar 79,17 persen pada September 2013.
·
Pada periode September
2012 - September 2013, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengalami penurunan.
Sementara itu, Indeks Keparahan (P2) juga mengalami sedikit penurunan pada
periode yang sama. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 3,466 pada September
2012 menjadi 3,035 pada September 2013. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan
turun dari 0,901 menjadi 0,689 pada periode yang sama.
Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Nusa
Tenggara Timur Tahun 2008-2013
Nusa Tenggara Timur
terbelakang dari segi ekonomi dan pendidikan. Dinas Sosial Provinsi Nusa
Tenggara Timur memetakan kemiskinan merupakan permasalahan tertinggi (19, 58 %
dari jumlah penduduk NTT – data Dinas Sosial tahun 2012) dari 7 permasalahan
Kesejahteraan Sosial menurut Undang-Undang Kesejahteraan Sosial Nomor 11 Tahun
2009 menyusul persoalan keterpencilan, korban bencana, keterlantaran,
kecacatan, ketunaan sosial dan korban tindak kekerasan dan diskriminasi.
Berdasarkan persebaran data PMKS yang diperoleh, di Provinsi NTT terdapat
657.726 Keluarga Fakir Miskin. Rantai kemiskinan memicu berbagai permasalahan
sosial yang lain yang merupakan tertinggi berikutnya yaitu Korban Bencana Alam
569.604 KK, Korban Bencana Sosial 540.464 KK, Keluarga Rentan Sosial Ekonomi
465.995 KK, Keluarga Rumah Tidak Layak Huni 131.266 KK, Wanita Rawan Sosial
Ekonomi 64.863 orang, Anak terlantar 55.472 orang dan Komunitas
·
ACEH
Kemiskinan
Angka kemiskinan di
Provinsi Aceh mencapai 17,6 persen dari lima juta jiwa penduduk di provinsi
ujang barat Indonesia itu. Hingga Agustus 2013, angka kemiskinan di Aceh
mencapai 17,6 persen, kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Aceh Abubakar Karim di Banda Aceh.
Presentase Kemiskinan
Kota
|
Desa
|
Desa + Kota
|
11,55%
|
20,14%
|
17,72%
|
Pengangguran
Pengangguran di Aceh Meningkat 32.000 Orang.
Hermanto menyebutkan, total jumlah angkatan kerja di Aceh pada bulan Agustus 2013 mencapai 2,034
juta orang. Berkurang sekitar 87 ribu orang dibandingkan posisi Februari 2013
yang sebesar 2,122 juta orang. Namun mengalami penambahan sekitar 56 ribu orang
dibandingkan Agustus 2012 yang sebesar 1,978 orang.
Sedangkan jumlah
penduduk yang bekerja, pada Agustus 2013 mencapai 1,825 juta orang. Berkurang
sekitar 119 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan Februari lalu yang
sebesar 1,944 juta orang. Namun apabila dibandingkan dengan keadaan Agustus
2012, bertambah sekitar 26 ribu orang
Ketimpangan di berbagai bidang
Pendidikan : Di Lhokseumawebanyak
ditemukannya beberapa SD yang kurang tenaga gurunya juga minimnya fasilitas
sanitasi serta kekurangan alat peraga di beberapa sekolah di pedalaman aceh
mungkin disebabkan peningkatan dana tidak berbanding lurus dengan dinamika
masyarakat. Dan jika dibandingkan dengan kota besarnya, yang sudah punya fasilitas
memadai.
·
Bali
Kemiskinan
Perkembangan jumlah penduduk miskin di Provinsi Bali
selama periode 2008-2013, secara absolut menurun sebanyak 53,18 ribu jiwa,
dengan jumlah penduduk miskin tahun 2013 (Maret) sebesar 163 ribu jiwa. Seperti
halnya dengan kondisi tingkat kemiskinan dari tahun 2008-2013 mengalami
penurunan dan hingga akhir tahun 2013 persentase kemiskinan mencapai 3,95%.
Kondisi kemiskinan di Provinsi Bali tergolong rendah jika dibandingkan terhadap
rata-rata kemiskinan nasional (11,86%).
Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
Provinsi Bali Tahun 2008-2013
Pengangguran
Perkembangan angkatan kerja Provinsi Bali dalam 5
tahun terkahir meningkat, jumlah angkatan kerja tahun 20123 (Maret) sebanyak
2.396.371 jiwa atau sekitar 2,03 persen dari total angkatan kerja nasional,
yang terdiri dari 2.350.988 jiwa penduduk bekerja dan 24.100 jiwa pengangguran
terbuka. Penyebaran angkatan kerja di Bali tahun 2012 terbesar terdapat di Kota
Denpasar yaitu sebanyak 429.184 orang, dan paling rendah di Kabupaten Klungkung
sebanyak 100.907 jiwa.
Kemiskinan
Solusi yang menurut saya
untuk mengatasi kemiskinan serta memperendah tingkat kesenjangan social adalah
yaitu seharusnya pemerintah lebih memperhartikan lagi daerah daerah yang
tertinggal dan peerintah juga memberikan penyuluhan dan pembelajaran bagaimana
cara untuk bisa melakukan sebuah usaha mandiri, khususnya didaerah pulau jawa
karna mayoritas penduduk pulau jawa itu masih beranggapan kalau hidup di Ibu
kota itu serba ada yang mengakibatkan warga DKI Jakarata semakin bertambah dari
tahun ke tahun. Dan untuk daerah daerah semacam NTB seharusnya pemerintah
memberikan bantuan berupa hewan ternak karna pada dasarnya di daerah tersebut
banyak terdapat Savana yang luas sehingga memungkinkan kalau daerah tersebut
cocok dijadikan tembat untuk melakukan ternak.
Pendidikan
Menurut saya pemerintah bukan hanya mengadakan
wajib belajar 9 tahun namun harus sampai 12 tahun juga menambah tenaga pengajar
diseluruh daerah daerah yang ada di Indonesia supaya pembelajaran yang
diberikan juga berjalan lancar karna tenaga pengajar yang mencukupi dan
memberikan upah yang layak untuk para tenaga pengajar tersebut sehingga akan
terjadi simbiosis mutualisme yang pada akhirnya dapat mewujudkan untuk
Indonesia yang lebih baik lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar