Minggu, 03 Januari 2016

Format Makalah Ilmiah

Nama : Fakhrizan Darma Admaja
Kelas   : 3EB26
NPM    : 23213189

Format Makalah Ilmiah
Skripsi, paper/makalah, laporan penelitian, dan lain sebagainya, memiliki format penulisan tertentu untuk bisa disebut sebagai sebuah karya ilmiah. Uraian di bawah ini membahas format penulisan karya ilmiah berupa skripsi pada Program S-1 Pemerintahan Integratif. Namun beberapa poin penting dalam format penulisan dimaksud bisa dipakai sebagai acuan dalam penulisan karya ilmiah selain skripsi, seperti paper/makalah, artikel dalam jurnal ilmiah, dan lain sebagainya.
Bahan dan Ukuran Kertas
Bahan dan ukuran kertas yang dipakai dalam sebuah karya ilmiah adalah sebagai berikut:
Ukuran kertas: A4 (21 x 29,7 cm).
Jenis kertas: HVS 80 gram.
Kertas doorslag berwarna (sesuai dengan warna yang telah ditentukan) dengan lambang Universitas Mulawarman sebagai pembatas.
Pengetikan
Ketentuan-ketentuan dalam pengetikan sebuah karya ilmiah dirinci sebagai berikut:
Menggunakan software pengolah kata dengan flatform Windows, seperti MS Word, Excel, dan lain-lain.
Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan ukuran 12 kecuali untuk:
Halaman judul sampul/luar (hard cover) dan halaman judul dalam (soft cover), yang menggunakan huruf tegak (kecuali istilah asing) dan dicetak tebal (bold) dengan ukuran font mulai 12 sampai 16 (disesuaikan dengan panjang judul, lihat Lampiran).
Catatan kaki (footnotes), yang menggunakan font ukuran 10.
Huruf tebal (bold) digunakan untuk judul dan sub-judul (sub-bab, sub sub-bab), memberi penekanan, pembedaan, dan sejenisnya.
Huruf miring (italic) digunakan untuk istilah dalam bahasa asing atau bahasa daerah, memberi penekanan, pembedaan (termasuk pembedaan sub-judul yang hirarkhinya tidak setingkat), dan sejenisnya. Judul sub sub-sub-bab dibuat dengan mengkombinasikan huruf miring dan huruf tebal (italic-bold atau bold-italic). Judul sub sub-sub-sub-bab dan seterusnya dibuat dengan huruf miring biasa
Batas tepi (margin):
Tepi atas : 4 cm
Tepi bawah : 3 cm
Tepi kiri : 4 cm
Tepi kanan : 3 cm
Sela ketukan (indensi) selebar 1 cm. Indensi Tab dipakai pada baris pertama alinea baru. Indensi gantung digunakan untuk daftar pustaka.
Spasi bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir:
Bagian awal dari karya ilmiah termasuk di dalamnya adalah
halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrak,
riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar
dan daftar lampiran. Spasi yang digunakan adalah:
1)        Pernyataan ditulis dengan spasi tunggal (lihat Lampiran).
2)        Riwayat Hidup dan Kata Pengantar ditulis dengan spasi ganda.
3)        Abstrak, antara 150-250 kata (dalam satu halaman) ditulis dengan menggunakan spasi tunggal (lihat Lampiran).
4)        Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran disusun dengan menggunakan spasi tunggal (lihat Lampiran).
5)        Lainnya, lihat Lampiran.
Bagian isi karya ilmiah meliputi Bab I sampai BAB V, disusun
dengan menggunakan spasi ganda.
Bagian akhir karya ilmiah terdiri dari Daftar Pustaka, yang daftar
referensinya memakai spasi tunggal dan indensi gantung (jarak antar
referensi dengan spasi ganda), dan Lampiran yang ditulis dengan
spasi tunggal atau disesuaikan dengan bentuk/jenis lampiran.
Judul karya ilmiah, bab, sub bab, dan lain sebagainya:
Judul karya ilmiah dan bab, diketik dengan huruf besar/kapital,
dicetak tebal, tanpa singkatan (kecuali yang berlaku umum seperti
PT., CV.), posisinya di tengah halaman, dan tanpa diakhiri tanda
titik. Perkecualiannya adalah judul pada halaman Persetujuan
Seminar dan Pengesahan Skripsi (dengan huruf biasa, dicetak tebal).
Judul sub-bab diketik sejajar dengan batas tepi (margin) sebelah
kiri dengan menggunakan huruf A, B, C, dan seterusnya. Huruf
pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case)
kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul
sub-bab dicetak dengan huruf tebal (bold).
Judul sub sub-bab dimulai dengan angka 1, 2, 3 dan seterusnya.
Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case)
kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik.

Unsur-unsur Penanda Yang Membangun Sebuah Makalah

a)    Ragam bahasa
Ragam Bahasa Indonesia dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media
Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa terdiri :

  Ragam bahasa lisan  : Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Ciri-ciri ragam lisan : 
1.    Memerlukan orang kedua/teman bicara;
2.    Bergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
3.    Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
4.    Berlangsung cepat;
5.    Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
6.    Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
7.    Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi
Contoh ragam lisan adalah “Sudah saya baca buku itu.”

  Ragam Tulis : Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian.
Ciri-ciri ragam tulis :
1.    Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
2.    Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
3.    Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4.    Berlangsung lambat;
5.    Selalu memakai alat bantu;
6.    Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
7.    Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.

Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan Situasi

1.    Ragam bahasa resmi
Ciri-ciri ragam bahasa  rasmi :
·         Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten;
·         Menggunakan imbuhan secara lengkap;
·         Menggunakan kata ganti resmi;
·         Menggunakan kata baku;
·         Menggunakan EYD;
·         Menghindari unsur kedaerahan.

2.    Ragam bahasa tidak resmi
Ciri-ciri ragam bahasa tidak resmi :
·         Tidak menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten;
·         Tidak menggunakan imbuhan secara lengkap;
·         Tidak menggunakan kata ganti resmi;
·         Tidak menggunakan kata baku;
·         Tidak menggunakan EYD;
·         Ada unsur kedaerahan.


3.    Ragam bahasa akrab atau dialek
Ciri ragam bahasa akrab atau dialek menggunakan kalimat pendek dan didukung oleh bahasa nonverbal.

4.    Ragam bahasa konsultasi : ketika kita datang ke seorang dokte, ragam bahasa yang kita gunakan dalah ragam bahasa resmi. Namun, dengan berjalannya waktu terjadi alih kode. Bukan bahasa resmi yang digunakan. Melainkan bahasa santai. Itulah ragam bahasa konsultasi. 

Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari beberapa ragam diantaranya adalah :
1.       Ragam bahasa ilmiah
2.       Ragam hukum
3.       Ragam bisnis
4.       Ragam agama
5.       Ragam sosial
6.       Ragam kedokteran
7.       Ragam sastra


b)    Ejaan

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran, dan hubungan antara lambang-lambang itu.

Macam-macam Ejaan :

Ejaan Van Ophujsen : Ejaan Van Ophujsen disebut juga Ejaan Balai pustaka. Masyarakat pengguna bahasa menerapkannya sejak tahun 1901 sampai 1947.Ejaan ini merupakan karya Ch.A. Van Ophujsen, dimuat dalam kitab Logat Melayoe(1901). Ciri ejaan van ophujsen :
1.    Huruf j dibaca menjadi huruf y, untuk kata : sajang, bajang, pajah, dan lain-lain.
2.    Huruf oe dibaca menjadi huruf u, untuk kata : goeroe, boekoe, dan lain-lain.
3.    Tanda diakritilk berbentuk koma ain ‘ dibaca k, untuk kata : ta’ , pa’

Ejaan Republik/Ejaan Suwandi : Ejaan Republik dimuat dalam surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mr. Soewandi No.264/Bhg. A tanggal 19 maret 1947. Ciri-ciri khusus Ejaan Republik/Ejaan Suwandi :
1.    Huruf (oe) dalam ejaan Van Ophuysen berubah menada (u)
2.    Tanda trema pada huruf (a) dan (i) dihilangkan.
3.    Koma ‘ain dan koma hamzah dihilangkan. Koma hamzah ditulis dengan (k) misalnya kata’ menjadi katak.
4.    Huruf (e) keras dan (e) lemah ditulis tidak menggunakan tanda khusus, misalnya ejaan, seekor, dsb.
5.    Penulisan kata ulang dapat dilakukan dengan dua cara. Contohnya : Berlari-larian
6.    Penulisan kata majemuk dapat dilakukan dengan tiga cara Contohnya : Tata laksana, Tata-laksana, Tatalaksana
7.    Kata yang berasal dari bahasa asing yang tidak menggunakan (e) lemah (pepet) dalam Bahasa Indonesia ditulis tidak menggunakan (e) lemah, misalnya: (putra) bukan (putera), (praktek) bukan (peraktek). 

Ejaan Malindo : Ejaan Malindo (Melayu-Indonesia) adalah suatu ejaan dari perumusan ejaan melayu dan Indonesia. Ejaan melindo dipakai pada tahun 1958. 

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan/EYD : diresmikan pada tanggal 16 Agustus 1972. Kemudian pada tahun 1970 disusunlah buku pendoman mengenai EYD. Hal yang ditekankan pada EYD adalah :
1.    Pemakaian huruf;
2.    Penulisan huruf;
3.    Penulisan kata;
4.    Penulisan unsur serapan;
5.    Pemakaian tanda baca atau pungtuasi. 

c)    Diksi
DIKSI (pilihan kata) : Dalam penggunaan kata-kata dalam kalimat harus dipilih secara tepat, sehingga dapat mengungkapkan maksud anda. Beberapa alasan untuk memilih kata dan menggunakannya secara tepat.
a)    Kata-kata ada yang memiliki makna denotatif dan adapila sekaligus memiliki makna konotatif.
b)    Kata-kata yang memiliki makna umum dan makna khusus.
c)    Kata-kata ada yang memiliki makna sinonim.
d)    Kata-kata ada yang  berupa  kata ragam formal (baku) dan kata ragam percakapan (non baku).
e)    Kata-kata perlu digunakan secara tepat.
f)     Kata-kata perlu di tulis secara benar. 

d)    Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan, yang menggunakan pikiran secara utuh, memiliki unsur gramatikal terdapat unsur inti kalimat antara lain SPOK : – Subjek / Subyek (S) – Predikat (P) – Objek / Obyek (O) – Keterangan (K).

e)    Alinea dan Pengembanganya
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik karena kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf.

f)     Perencanaa Penulisan Karangan Ilmiah
Langkah-Langkah Dalam Membuat Makalah:
a.    Sebelum memulai membuat makalah maka anda wajib mempelajari dan menganalisa topik yang akan ditulis.
b.    Menyusun pola pikir.
c.    Mengumpulkan bahan-bahan materi.
d.    Dalam menulis sebuah makalah kita dituntut untuk:
·         Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
·         Menyusun kalimat agar lebih mudah dipahami
·         Singkat, padat, dan jelas dalam uraian
·         Rangkaian uraian yang berkaitan

g)    Kerangka Karangan : sama seperti halnya dengan struktur penulisan makalah yang telah dijelaskan di format makalah ilmiah. 

h)    Kutipan dan Catatan Kaki :
Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya. Penulisan sumber kutipan ada yang menggunakan pola Harvard, ada pula yang menggunakan pola konvensional atau catatan kaki (footnote). 

Kutipan Langsung (direct quotation) adalah kutipan hasil penelitian, hasil karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya sama persis dengan teks aslinya (yang dikutip. 

Kutipan tidak langsung (indirect quotation) merupakan kutipan hasil penelitian, hasil karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya tidak sama dengan teks aslinya, melainkan menggunakan bahasa atau kalimat penulis/peneliti sendiri. Contoh :
Sebagaimana terjadi di beberapa negara sedang berkembang, di Indonesia juga ditemukan bahwa bahwa banyak kasus korupsi yang terjadi atas nama pemberantasan korupsi (Kompas, 11 Maret 2008). 

Footnote (Catatan Kaki) merupakan catatan yang menyebutkan sumber dari suatu kutipan. Footnote atau catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Penulisan catatan kaki dapat dilakukan pula dengan menggunakan singkatan ibid,  cit., dan loc. cit. 

Ibid merupakan singkatan dari ibidem yang artinya dalam halaman yang sama. Ibid digunakan dalam catatan kaki apabila kutipan diambil dari sumber yang sama dan belum disela oleh sumber lain. 

Op.cit.merupakan singkatan dari opera citato yang artinya dalam keterangan yang telah disebut. Op.cit digunakan dalam catatan kaki untuk menunjuk kepada sumber yang sudah disebut sebelumnya secara lengkap, tetapi telah disela dengan sumber lain dan halamannya berbeda. 

Loc.cit. merupakan singkatan dari loco citato yang artinya pada tempat yang sama telah disebut. Loc.cit. digunakan dalam catatan kaki apabila hendak menunjukkan kepada halaman yang sama dari sumber yang sama yang sudah disebut terakhir, tetapi telah disela oleh sumber lain. 

i)     Abstrak dan Daftar Pustaka
Menurut American National Standards Institute (1979), definisi abstrak adalah representasi dari isi dokumen yang singkat dan tepat. Abstrak merupakan bentuk ringkas dari isi suatu dokumen yang terdiri atas bagian-bagian penting dari suatu tulisan, dan mendeskripsikan isi dan cakupan dari tulisan.
Daftar Pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dsb yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku dan disusun berdasarkan abjad. 

Topik, tujuan, dan tesis makalah ilmiah
      Topik berasal dari kata yunani topoi yang berarti “tempat”. Topik diartikan sebagai “pokok pembicaraan” suatu karangan. 

Ada empat syarat memilih topik, yaitu:
·         Menarik minat penulis
·         Diketahui dan dikuasai oleh penulis
·          Harus cukup sempit dan terbatas. Sebaiknya tidak terlalu baru, teknis, atau controversial (khusus untuk penulis pemula).
Apabila topik bermakna poko karangan, maka tema diartikan sebagai suatu perumusan dari topik yang dijadikan landasan penyusunan karangan. 

Jika selesai memilih topik langkah berikutnya adalah menetapkan tujuan penulisan. Menurut Keraf (1997), tujuan penulisan ada dua, yaitu:
·          Sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis berlandaskan topik yang telah dipilih
·         Maksud penulis dalam menguraikan topik bahasan. 

       Langkah berikutnya adalah merumuskan tesis, yakni menggabungkan topik dan tujuan kita. Tesis sebenarnya sama dengan tema. Dalam laras ilmiah, sebagaimana diuraikan dalam Keraf (1997), tesis adalah tema bagi laras ilmiah yang berbentuk satu kalimat dengan topik dan tujuan yang berfungsi sebagai gagasan sentral kalimat tersebut. Kata tema berasal dari bahasa Yunani, tithenai, yang berarti ‘menempatkan’ atau ‘meletakkan’. 

Dalam merumuskan sebuah tesis, harus diperhatikan pula bentuk kalimat tesis itu dengan memperhatikan lima hal berikut ini:
·         Harus berupa sebuah kalimat hasil perumusan topik dan tujuan
·          Dapat berupa kalimat tunggal atau kalimat majemuk bertingkat
·         Tidak boleh berupa kalimat majemuk setara
·         Harus bergagasan sentral, dalam hal ini gagasan utama kalimat tesis
·         Tidak mengandung kata negasi dan kata relatif, seperti beberapa, hanya, agak.

SUMBER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar