Nama : Fakhrizan Darma Admaja
Kelas : 3EB26
NPM : 23213189
Format
Makalah Ilmiah
Skripsi,
paper/makalah, laporan penelitian, dan lain sebagainya, memiliki format
penulisan tertentu untuk bisa disebut sebagai sebuah karya ilmiah. Uraian di
bawah ini membahas format penulisan karya ilmiah berupa skripsi pada Program
S-1 Pemerintahan Integratif. Namun beberapa poin penting dalam format penulisan
dimaksud bisa dipakai sebagai acuan dalam penulisan karya ilmiah selain
skripsi, seperti paper/makalah, artikel dalam jurnal ilmiah, dan lain
sebagainya.
Bahan dan
Ukuran Kertas
Bahan dan
ukuran kertas yang dipakai dalam sebuah karya ilmiah adalah sebagai berikut:
Ukuran
kertas: A4 (21 x 29,7 cm).
Jenis kertas:
HVS 80 gram.
Kertas
doorslag berwarna (sesuai dengan warna yang telah ditentukan) dengan lambang
Universitas Mulawarman sebagai pembatas.
Pengetikan
Ketentuan-ketentuan
dalam pengetikan sebuah karya ilmiah dirinci sebagai berikut:
Menggunakan
software pengolah kata dengan flatform Windows, seperti MS Word, Excel, dan
lain-lain.
Jenis huruf
yang digunakan adalah Times New Roman dengan ukuran 12 kecuali untuk:
Halaman judul
sampul/luar (hard cover) dan halaman judul dalam (soft cover), yang menggunakan
huruf tegak (kecuali istilah asing) dan dicetak tebal (bold) dengan ukuran font
mulai 12 sampai 16 (disesuaikan dengan panjang judul, lihat Lampiran).
Catatan kaki
(footnotes), yang menggunakan font ukuran 10.
Huruf tebal
(bold) digunakan untuk judul dan sub-judul (sub-bab, sub sub-bab), memberi
penekanan, pembedaan, dan sejenisnya.
Huruf miring
(italic) digunakan untuk istilah dalam bahasa asing atau bahasa daerah, memberi
penekanan, pembedaan (termasuk pembedaan sub-judul yang hirarkhinya tidak
setingkat), dan sejenisnya. Judul sub sub-sub-bab dibuat dengan
mengkombinasikan huruf miring dan huruf tebal (italic-bold atau bold-italic).
Judul sub sub-sub-sub-bab dan seterusnya dibuat dengan huruf miring biasa
Batas tepi
(margin):
Tepi atas : 4
cm
Tepi bawah :
3 cm
Tepi kiri : 4
cm
Tepi kanan :
3 cm
Sela ketukan
(indensi) selebar 1 cm. Indensi Tab dipakai pada baris pertama alinea baru.
Indensi gantung digunakan untuk daftar pustaka.
Spasi bagian
awal, bagian isi, dan bagian akhir:
Bagian awal
dari karya ilmiah termasuk di dalamnya adalah
halaman judul,
halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrak,
riwayat
hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar
dan daftar
lampiran. Spasi yang digunakan adalah:
1)
Pernyataan ditulis dengan spasi tunggal (lihat Lampiran).
2)
Riwayat Hidup dan Kata Pengantar ditulis dengan spasi ganda.
3)
Abstrak, antara 150-250 kata (dalam satu halaman) ditulis dengan menggunakan
spasi tunggal (lihat Lampiran).
4)
Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran disusun dengan
menggunakan spasi tunggal (lihat Lampiran).
5)
Lainnya, lihat Lampiran.
Bagian isi
karya ilmiah meliputi Bab I sampai BAB V, disusun
dengan
menggunakan spasi ganda.
Bagian akhir
karya ilmiah terdiri dari Daftar Pustaka, yang daftar
referensinya
memakai spasi tunggal dan indensi gantung (jarak antar
referensi
dengan spasi ganda), dan Lampiran yang ditulis dengan
spasi tunggal
atau disesuaikan dengan bentuk/jenis lampiran.
Judul karya
ilmiah, bab, sub bab, dan lain sebagainya:
Judul karya
ilmiah dan bab, diketik dengan huruf besar/kapital,
dicetak
tebal, tanpa singkatan (kecuali yang berlaku umum seperti
PT., CV.),
posisinya di tengah halaman, dan tanpa diakhiri tanda
titik.
Perkecualiannya adalah judul pada halaman Persetujuan
Seminar dan
Pengesahan Skripsi (dengan huruf biasa, dicetak tebal).
Judul sub-bab
diketik sejajar dengan batas tepi (margin) sebelah
kiri dengan
menggunakan huruf A, B, C, dan seterusnya. Huruf
pertama
setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case)
kecuali kata
penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul
sub-bab
dicetak dengan huruf tebal (bold).
Judul sub
sub-bab dimulai dengan angka 1, 2, 3 dan seterusnya.
Huruf pertama
setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case)
kecuali kata
penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik.
Unsur-unsur
Penanda Yang Membangun Sebuah Makalah
a) Ragam
bahasa
Ragam Bahasa
Indonesia dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
Ragam Bahasa
Indonesia berdasarkan media
Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa terdiri :
Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa terdiri :
Ragam
bahasa lisan : Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi
pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu
tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan
kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan
unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam
baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam
memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Ciri-ciri
ragam lisan :
1. Memerlukan
orang kedua/teman bicara;
2. Bergantung
situasi, kondisi, ruang & waktu;
3. Tidak
harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
4. Berlangsung
cepat;
5. Sering
dapat berlangsung tanpa alat bantu;
6. Kesalahan
dapat langsung dikoreksi;
7. Dapat
dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi
Contoh ragam lisan adalah “Sudah saya baca buku itu.”
Contoh ragam lisan adalah “Sudah saya baca buku itu.”
Ragam
Tulis : Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang
diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian.
Ciri-ciri
ragam tulis :
1. Tidak
memerlukan orang kedua/teman bicara;
2. Tidak
tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
3. Harus
memperhatikan unsur gramatikal;
4. Berlangsung
lambat;
5. Selalu
memakai alat bantu;
6. Kesalahan
tidak dapat langsung dikoreksi;
7. Tidak
dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda
baca.
Ragam Bahasa
Indonesia berdasarkan Situasi
1. Ragam
bahasa resmi
Ciri-ciri
ragam bahasa rasmi :
· Menggunakan
unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten;
· Menggunakan
imbuhan secara lengkap;
· Menggunakan
kata ganti resmi;
· Menggunakan
kata baku;
· Menggunakan
EYD;
· Menghindari
unsur kedaerahan.
2. Ragam
bahasa tidak resmi
Ciri-ciri
ragam bahasa tidak resmi :
· Tidak
menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten;
· Tidak
menggunakan imbuhan secara lengkap;
· Tidak
menggunakan kata ganti resmi;
· Tidak
menggunakan kata baku;
· Tidak
menggunakan EYD;
· Ada
unsur kedaerahan.
3. Ragam
bahasa akrab atau dialek
Ciri ragam
bahasa akrab atau dialek menggunakan kalimat pendek dan didukung oleh bahasa
nonverbal.
4. Ragam
bahasa konsultasi : ketika kita datang ke seorang dokte, ragam bahasa yang kita
gunakan dalah ragam bahasa resmi. Namun, dengan berjalannya waktu terjadi alih
kode. Bukan bahasa resmi yang digunakan. Melainkan bahasa santai. Itulah ragam
bahasa konsultasi.
Ragam Bahasa
Indonesia berdasarkan topik pembicaraan
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari beberapa ragam diantaranya adalah :
1. Ragam bahasa ilmiah
2. Ragam hukum
3. Ragam bisnis
4. Ragam agama
5. Ragam sosial
6. Ragam kedokteran
7. Ragam sastra
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari beberapa ragam diantaranya adalah :
1. Ragam bahasa ilmiah
2. Ragam hukum
3. Ragam bisnis
4. Ragam agama
5. Ragam sosial
6. Ragam kedokteran
7. Ragam sastra
b) Ejaan
Ejaan adalah
keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran, dan hubungan
antara lambang-lambang itu.
Macam-macam
Ejaan :
Ejaan Van
Ophujsen : Ejaan Van Ophujsen disebut juga Ejaan Balai pustaka. Masyarakat
pengguna bahasa menerapkannya sejak tahun 1901 sampai 1947.Ejaan ini merupakan
karya Ch.A. Van Ophujsen, dimuat dalam kitab Logat Melayoe(1901). Ciri ejaan
van ophujsen :
1. Huruf
j dibaca menjadi huruf y, untuk kata : sajang, bajang, pajah, dan lain-lain.
2. Huruf
oe dibaca menjadi huruf u, untuk kata : goeroe, boekoe, dan lain-lain.
3. Tanda
diakritilk berbentuk koma ain ‘ dibaca k, untuk kata : ta’ , pa’
Ejaan
Republik/Ejaan Suwandi : Ejaan Republik dimuat dalam surat keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mr. Soewandi No.264/Bhg. A tanggal 19 maret
1947. Ciri-ciri khusus Ejaan Republik/Ejaan Suwandi :
1. Huruf
(oe) dalam ejaan Van Ophuysen berubah menada (u)
2. Tanda
trema pada huruf (a) dan (i) dihilangkan.
3. Koma
‘ain dan koma hamzah dihilangkan. Koma hamzah ditulis dengan (k) misalnya kata’
menjadi katak.
4. Huruf
(e) keras dan (e) lemah ditulis tidak menggunakan tanda khusus, misalnya
ejaan, seekor, dsb.
5. Penulisan
kata ulang dapat dilakukan dengan dua cara. Contohnya : Berlari-larian
6. Penulisan
kata majemuk dapat dilakukan dengan tiga cara Contohnya : Tata laksana,
Tata-laksana, Tatalaksana
7. Kata
yang berasal dari bahasa asing yang tidak menggunakan (e) lemah (pepet) dalam
Bahasa Indonesia ditulis tidak menggunakan (e) lemah, misalnya: (putra) bukan
(putera), (praktek) bukan (peraktek).
Ejaan Malindo
: Ejaan Malindo (Melayu-Indonesia) adalah suatu ejaan dari perumusan ejaan
melayu dan Indonesia. Ejaan melindo dipakai pada tahun 1958.
Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan/EYD : diresmikan pada tanggal 16 Agustus
1972. Kemudian pada tahun 1970 disusunlah buku pendoman mengenai EYD. Hal yang
ditekankan pada EYD adalah :
1. Pemakaian
huruf;
2. Penulisan
huruf;
3. Penulisan
kata;
4. Penulisan
unsur serapan;
5. Pemakaian
tanda baca atau pungtuasi.
c) Diksi
DIKSI
(pilihan kata) : Dalam penggunaan kata-kata dalam kalimat harus dipilih secara
tepat, sehingga dapat mengungkapkan maksud anda. Beberapa alasan untuk memilih
kata dan menggunakannya secara tepat.
a) Kata-kata
ada yang memiliki makna denotatif dan adapila sekaligus memiliki makna
konotatif.
b) Kata-kata
yang memiliki makna umum dan makna khusus.
c) Kata-kata
ada yang memiliki makna sinonim.
d) Kata-kata
ada yang berupa kata ragam formal (baku) dan kata ragam percakapan
(non baku).
e) Kata-kata
perlu digunakan secara tepat.
f) Kata-kata
perlu di tulis secara benar.
d) Kalimat
Kalimat
adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan, yang menggunakan
pikiran secara utuh, memiliki unsur gramatikal terdapat unsur inti kalimat
antara lain SPOK : – Subjek / Subyek (S) – Predikat (P) – Objek / Obyek (O) –
Keterangan (K).
e) Alinea
dan Pengembanganya
Paragraf atau
alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan
berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan
tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling
berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Pengembangan
paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik karena kalimat
topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf.
f) Perencanaa
Penulisan Karangan Ilmiah
Langkah-Langkah
Dalam Membuat Makalah:
a. Sebelum
memulai membuat makalah maka anda wajib mempelajari dan menganalisa topik yang
akan ditulis.
b. Menyusun
pola pikir.
c. Mengumpulkan
bahan-bahan materi.
d. Dalam
menulis sebuah makalah kita dituntut untuk:
· Menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar
· Menyusun
kalimat agar lebih mudah dipahami
· Singkat,
padat, dan jelas dalam uraian
· Rangkaian
uraian yang berkaitan
g) Kerangka
Karangan : sama seperti halnya dengan struktur penulisan makalah yang
telah dijelaskan di format makalah ilmiah.
h) Kutipan
dan Catatan Kaki :
Kutipan adalah
gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan
gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi,
artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya. Penulisan
sumber kutipan ada yang menggunakan pola Harvard, ada pula yang menggunakan
pola konvensional atau catatan kaki (footnote).
Kutipan
Langsung (direct quotation) adalah kutipan hasil penelitian, hasil karya,
atau pendapat orang lain yang penyajiannya sama persis dengan teks aslinya
(yang dikutip.
Kutipan tidak
langsung (indirect quotation) merupakan kutipan hasil penelitian, hasil karya,
atau pendapat orang lain yang penyajiannya tidak sama dengan teks aslinya,
melainkan menggunakan bahasa atau kalimat penulis/peneliti sendiri. Contoh :
Sebagaimana
terjadi di beberapa negara sedang berkembang, di Indonesia juga ditemukan bahwa
bahwa banyak kasus korupsi yang terjadi atas nama pemberantasan korupsi
(Kompas, 11 Maret 2008).
Footnote
(Catatan Kaki) merupakan catatan yang menyebutkan sumber dari suatu
kutipan. Footnote atau catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang
ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah.
Penulisan catatan kaki dapat dilakukan pula dengan menggunakan singkatan
ibid, cit., dan loc. cit.
– Ibid merupakan singkatan dari
ibidem yang artinya dalam halaman yang sama. Ibid digunakan dalam catatan kaki
apabila kutipan diambil dari sumber yang sama dan belum disela oleh sumber lain.
– Op.cit.merupakan singkatan dari opera
citato yang artinya dalam keterangan yang telah disebut. Op.cit digunakan dalam
catatan kaki untuk menunjuk kepada sumber yang sudah disebut sebelumnya secara
lengkap, tetapi telah disela dengan sumber lain dan halamannya berbeda.
– Loc.cit. merupakan singkatan dari
loco citato yang artinya pada tempat yang sama telah disebut. Loc.cit.
digunakan dalam catatan kaki apabila hendak menunjukkan kepada halaman yang
sama dari sumber yang sama yang sudah disebut terakhir, tetapi telah disela oleh
sumber lain.
i) Abstrak
dan Daftar Pustaka
Menurut
American National Standards Institute (1979), definisi abstrak adalah
representasi dari isi dokumen yang singkat dan tepat. Abstrak merupakan bentuk
ringkas dari isi suatu dokumen yang terdiri atas bagian-bagian penting dari
suatu tulisan, dan mendeskripsikan isi dan cakupan dari tulisan.
Daftar
Pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang
mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dsb yang ditempatkan pada
bagian akhir suatu karangan atau buku dan disusun berdasarkan abjad.
Topik,
tujuan, dan tesis makalah ilmiah
Topik berasal
dari kata yunani topoi yang berarti “tempat”. Topik diartikan sebagai “pokok
pembicaraan” suatu karangan.
Ada empat
syarat memilih topik, yaitu:
·
Menarik
minat penulis
·
Diketahui
dan dikuasai oleh penulis
·
Harus
cukup sempit dan terbatas. Sebaiknya tidak terlalu baru, teknis, atau
controversial (khusus untuk penulis pemula).
Apabila topik
bermakna poko karangan, maka tema diartikan sebagai suatu perumusan dari topik
yang dijadikan landasan penyusunan karangan.
Jika selesai
memilih topik langkah berikutnya adalah menetapkan tujuan penulisan.
Menurut Keraf (1997), tujuan penulisan ada dua, yaitu:
·
Sesuatu
yang ingin disampaikan oleh penulis berlandaskan topik yang telah dipilih
·
Maksud
penulis dalam menguraikan topik bahasan.
Langkah
berikutnya adalah merumuskan tesis, yakni menggabungkan topik dan tujuan
kita. Tesis sebenarnya sama dengan tema. Dalam laras ilmiah, sebagaimana
diuraikan dalam Keraf (1997), tesis adalah tema bagi laras ilmiah yang
berbentuk satu kalimat dengan topik dan tujuan yang berfungsi sebagai gagasan
sentral kalimat tersebut. Kata tema berasal dari bahasa Yunani, tithenai, yang
berarti ‘menempatkan’ atau ‘meletakkan’.
Dalam
merumuskan sebuah tesis, harus diperhatikan pula bentuk kalimat tesis itu
dengan memperhatikan lima hal berikut ini:
·
Harus
berupa sebuah kalimat hasil perumusan topik dan tujuan
·
Dapat
berupa kalimat tunggal atau kalimat majemuk bertingkat
·
Tidak
boleh berupa kalimat majemuk setara
·
Harus
bergagasan sentral, dalam hal ini gagasan utama kalimat tesis
·
Tidak
mengandung kata negasi dan kata relatif, seperti beberapa, hanya, agak.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar